Nicky Astria Puzzle...
November 14, 2019Nicky menyeruput juice strawberry. Ia lantas bergegas ke kasir, kemudian menggesekkan kartu kredit. Sreset. ‘’Sorry nih, aku sudah ditunggu bibiku di Hotel Borobudur, kalau mau wawancara di
Gue heran masih ada yang mau wawancara aku,
memangnya aku siapa sih. Bener lho. Lady rocker? Aku sebenarnya nggak mau
dibilang lady rocker. Image itu kan ada sejak album Jarum Neraka (1985) dan Tangan-tangan Setan (1986). Akhirnya
keterusan. Padahal, sekarang ini nggak ada lagi perempuan yang menyebut diri
sebagai lady rocker. Sebutan atau
pangkat kan
pasti nggak bakal bertahan lama. Tapi, bagaimanapun, aku mencintai musik dan
profesiku. Aku berterima kasih dengan talenta yang diberikan Allah tapi aku
nggak terobsesi karena dulunya aku bercita-cita menjadi penyiar radio.
Karir menyanyi Nicky terkerek ketika ia meluncurkan
album pertama Semua dari Cinta (1984). Selama 20 tahun ia awet (juga awet – ehm… – ayu) menekuni
menyanyikan lagu rock. Kini ia tengah menyiapkan album ke 14. ‘’Sudah sejak SMP gue ngefans lho sama teteh
(kakak—red),’’ kata Ridho, gitaris Slank, yang terlibat diskusi serius dengan
Denny, manajer Nicky. ‘’Stop..stop…gue nggak suka. Itu berarti gue sudah tua
kan,’’ tutur Nicky sewot, sembari tersenyum. Nicky kemudian menyantap salad
yang terhidang di depannya. Nicky berbisik,’’Beratku sekarang 55 kg, tambah
gemuk nggak ya makan salad, soalnya ada saus kejunya nih.’’
Dulu ketika aku tampil di depan penonton
yang sedikit, aku sedih. Tapi sekarang aku selalu berpikir pasti ada maksud
dari Allah. Jadi orang itu jangan dibikin melelahkan diri sendiri. Aku
mencintai profesiku, tapi jangan terlalu
berlebihan, bisa-bisa post power syndrome
nanti. Perasaan sedih, marah, bahagia, itu semua maya. Hidup itu seperti puzzle. Aku tuh orangnya nggak mikir
selama menekuni karir menyanyi, nggak berpikir apa yang belum aku capai. Aku
orangnya nggak optimis juga nggak pesimis, aku berada di antara keduanya.
Makanya untuk setiap pembuatan album – bukan cuma album ke 14 ini – aku selalu
tidak berharap. Jika tidak sukses di pasaran, aku jadikan pelajaran. Sumpah,
aku nggak tahu pasar, intinya kan
aku sekarang sedang melepas lelah. Mengalir sajalah. Maka ketika banyak orang
mendorong aku untuk bikin konser tunggal – selain aku nggak pe de – aku nggak yakin fans masih
banyak, aku nggak percaya bakal ada sponsor, atau ada promotor, juga nggak
percaya ada yang beli tiket. Aku tuh nggak yakin.
![]() |
Foto-foto NickyAstria. IG/nikki_nick04 |
Meski rentang waktu album ke 13 ke album 14 begitu panjang rentang waktunya, toh Nicky masih kebanjiran job menyanyi. Meski begitu, ia tidak asal sabet sembarang job. ‘’Aku harus tanya siapa audienceku, pokoknya banyak persyaratan,’’ kata ibu dua anak yang mampu menjangkau nada tinggi hingga tiga oktaf itu. Nicky juga masih rajin berolahraga. Saban minggu minimal ia dua kali senam.
Aku tuh, kalau mau tahu, nggak pernah
berlatih menyanyi, termasuk ketika mau konser.
Menjaga skill
dan kualitas suara cukup dengan mendengar lagu dan berolahraga. Bukan dengan
latihan. Makanya aku nggak pantangan makan, misalnya yang pedas, es, atau
pantangan makanan lain. Buatku yang penting menjaga kesehatan karena kalau
sakit, flu misalnya, pasti suaraku jelek. Menurut mas Ian Antono, menyanyi itu
yang paling utama adalah soul. Cuek
nggak sih sikap seperti ini? (‘’Benar lho
aku ini cuek. Saking cueknya, ada teman yang sering mengingatkan aku untuk
bersikap layaknya artis. Padahal kan
artis atau bukan ya sama saja. Aku masih senang ke pasar, naik ojek, menumpang
becak, atau duduk di pinggiran trotoar,’’ katanya). Tapi kalau menyangkut
hidup, aku nggak cuek. Buatku, hidup itu belajar untuk proses mati Makanya,
ketika aku ditanya soal pengalaman hidup yang menderaku kemarin (dua kali
perceraiannya—red) aku tidak berani menilai
bahwa hidup berlaku tidak adil dalam kehidupanku? Sekarang kita malah harus
balik bertanya apakah kita sudah berlaku adil kepada Allah. Kita bisa
mengeluarkan airmata karena duniawi, takut anak kehilangan misalnya. Tapi kita
nggak pernah mengeluarkan air mata karena takut ditinggalkan Tuhan. Dengan
mencintai dunia berlebihan seperti takut kehilangan anak atau suami, apa itu
bukan berhala? Mungkin Allah cemburu. Sebaliknya, relijius itu bukan cuma
penampilan supaya dilihat orang misalnya. Kalau begitu, shalat kita cuma bermakna
senam doang.
Nicky melirik ke arah Ridho. ‘’Aku ngefans dengan Slank yang berumur panjang, dan bisa mengumpulkan banyak fans. Mereka menjadi jaminan di dunia musik Indonesia,’’ katanya enteng. Ia juga amat menggemari The Police. Itu sebabnya, Nicky mengaku ngefans kepada Sting. Matanya yang bundar lantas menerawang. Ia terdiam. Ia mengaku teringat lagu Fragile yang dinyanyikan duet Sting dan Julio Iglesias. ‘’Hmmmm…dengar lagu itu enaknya di waktu hujan, terus matikan lampu, suasananya remang-remang…uchhhhh,’’ ia bicara sendirian. ‘’Gue romantis ya? Aku memang romantis. Aku suka memberi surprise kepada orang yang aku cinta, bunga atau suatu hadiah misalnya. Tapi sekarang belum ketemu tuh…..’’ Nicky tertawa. Nicky lantas mengangkat bokongnya. ’’Sudah ah.’’ Ia beranjak pulang. Sebentar kemudian mengendong Omar, anak kedua Ridho, yang sedang digendong babby sitter. ’’Gue pingin lho punya bayi lagi, tapi sama siapa ya…hahaha.’’ Bersama sepupunya, Nicky kemudian melompat ke dalam Nissan X Trail hitam yang menghampirinya di depan luar lobby Hotel Borobudur. Kaca jendela dibuka lebar-lebar. Ia melambaikan tangan. Angin semilir berkelebat sebentar. Ah….senyum dari bibir yang berpulas lipstick Mac itu pun menghilang bersama wangi parfum Gucci dari tubuhnya yang ikut tertiup angin sore. Uchhhh…. (* krisman)
0 komentar