Nicky Astria Puzzle...

November 14, 2019


Nicky menyeruput juice strawberry. Ia lantas bergegas ke kasir, kemudian menggesekkan kartu kredit. Sreset. ‘’Sorry nih, aku sudah ditunggu bibiku di Hotel Borobudur, kalau mau wawancara di sana saja, aku tunggu lho,’’ tutur Nicky Astria. Ia – bersama Jinot (pelatih senam), Shinta (mantan manajer yang sedang liburan dari Paris), dan seorang sepupunya – lantas melenggang meninggalkan Asian Spoon Kitchen, Plaza Senayan. Wanita kelahiran 18 Oktober 1968 itu kemudian menerabas Sudirman-Thamrin yang sudah memasuki waktu 3 in 1. Adik sepupu ibunda Nicky yang sedang mengikuti Munas REI (Real Estate Indonesia) pun tiba.  ‘’Dia ini yang menjadi juru bicara kepada wartawan ketika saya didera masalah,’’ tuturnya kalem.

Gue heran masih ada yang mau wawancara aku, memangnya aku siapa sih. Bener lho. Lady rocker? Aku sebenarnya nggak mau dibilang lady rocker. Image itu kan ada sejak album Jarum Neraka (1985) dan Tangan-tangan Setan (1986). Akhirnya keterusan. Padahal, sekarang ini nggak ada lagi perempuan yang menyebut diri sebagai lady rocker. Sebutan atau pangkat kan pasti nggak bakal bertahan lama. Tapi, bagaimanapun, aku mencintai musik dan profesiku. Aku berterima kasih dengan talenta yang diberikan Allah tapi aku nggak terobsesi karena dulunya aku bercita-cita menjadi penyiar radio.

Karir menyanyi Nicky terkerek ketika ia meluncurkan album pertama Semua dari Cinta (1984). Selama 20 tahun ia awet (juga awet – ehm… – ayu) menekuni menyanyikan lagu rock. Kini ia tengah menyiapkan album ke 14.  ‘’Sudah sejak SMP gue ngefans lho sama teteh (kakak—red),’’ kata Ridho, gitaris Slank, yang terlibat diskusi serius dengan Denny, manajer Nicky. ‘’Stop..stop…gue nggak suka. Itu berarti gue sudah tua kan,’’ tutur Nicky sewot, sembari tersenyum. Nicky kemudian menyantap salad yang terhidang di depannya. Nicky berbisik,’’Beratku sekarang 55 kg, tambah gemuk nggak ya makan salad, soalnya ada saus kejunya nih.’’

Dulu ketika aku tampil di depan penonton yang sedikit, aku sedih. Tapi sekarang aku selalu berpikir pasti ada maksud dari Allah. Jadi orang itu jangan dibikin melelahkan diri sendiri. Aku mencintai profesiku,  tapi jangan terlalu berlebihan, bisa-bisa post power syndrome nanti. Perasaan sedih, marah, bahagia, itu semua maya. Hidup itu seperti puzzle. Aku tuh orangnya nggak mikir selama menekuni karir menyanyi, nggak berpikir apa yang belum aku capai. Aku orangnya nggak optimis juga nggak pesimis, aku berada di antara keduanya. Makanya untuk setiap pembuatan album – bukan cuma album ke 14 ini – aku selalu tidak berharap. Jika tidak sukses di pasaran, aku jadikan pelajaran. Sumpah, aku nggak tahu pasar, intinya kan aku sekarang sedang melepas lelah. Mengalir sajalah. Maka ketika banyak orang mendorong aku untuk bikin konser tunggal – selain aku nggak pe de – aku nggak yakin fans masih banyak, aku nggak percaya bakal ada sponsor, atau ada promotor, juga nggak percaya ada yang beli tiket. Aku tuh nggak yakin.

Foto-foto NickyAstria. IG/nikki_nick04

Meski rentang waktu album ke 13 ke album 14 begitu panjang rentang waktunya, toh Nicky masih kebanjiran job menyanyi. Meski begitu, ia tidak asal sabet sembarang job. ‘’Aku harus tanya siapa audienceku, pokoknya banyak persyaratan,’’ kata ibu dua anak yang mampu menjangkau nada tinggi hingga tiga oktaf itu. Nicky juga masih rajin berolahraga. Saban minggu minimal ia dua kali senam.

Aku tuh, kalau mau tahu, nggak pernah berlatih menyanyi, termasuk ketika mau konser.
Menjaga skill dan kualitas suara cukup dengan mendengar lagu dan berolahraga. Bukan dengan latihan. Makanya aku nggak pantangan makan, misalnya yang pedas, es, atau pantangan makanan lain. Buatku yang penting menjaga kesehatan karena kalau sakit, flu misalnya, pasti suaraku jelek. Menurut mas Ian Antono, menyanyi itu yang paling utama adalah soul. Cuek nggak sih sikap seperti ini? (‘’Benar lho aku ini cuek. Saking cueknya, ada teman yang sering mengingatkan aku untuk bersikap layaknya artis. Padahal kan artis atau bukan ya sama saja. Aku masih senang ke pasar, naik ojek, menumpang becak, atau duduk di pinggiran trotoar,’’ katanya). Tapi kalau menyangkut hidup, aku nggak cuek. Buatku, hidup itu belajar untuk proses mati Makanya, ketika aku ditanya soal pengalaman hidup yang menderaku kemarin (dua kali perceraiannya—red)  aku tidak berani menilai bahwa hidup berlaku tidak adil dalam kehidupanku? Sekarang kita malah harus balik bertanya apakah kita sudah berlaku adil kepada Allah. Kita bisa mengeluarkan airmata karena duniawi, takut anak kehilangan misalnya. Tapi kita nggak pernah mengeluarkan air mata karena takut ditinggalkan Tuhan. Dengan mencintai dunia berlebihan seperti takut kehilangan anak atau suami, apa itu bukan berhala? Mungkin Allah cemburu. Sebaliknya, relijius itu bukan cuma penampilan supaya dilihat orang misalnya. Kalau begitu, shalat kita cuma bermakna senam doang.


Nicky melirik ke arah Ridho. ‘’Aku ngefans dengan Slank yang berumur panjang, dan bisa mengumpulkan banyak fans. Mereka menjadi jaminan di dunia musik Indonesia,’’ katanya enteng. Ia juga amat menggemari The Police. Itu sebabnya, Nicky mengaku ngefans kepada Sting. Matanya yang bundar lantas menerawang. Ia terdiam. Ia mengaku teringat lagu Fragile yang dinyanyikan duet Sting dan Julio Iglesias. ‘’Hmmmm…dengar lagu itu enaknya di waktu hujan, terus matikan lampu, suasananya remang-remang…uchhhhh,’’ ia bicara sendirian. ‘’Gue romantis ya? Aku memang romantis. Aku suka memberi surprise kepada orang yang aku cinta, bunga atau suatu hadiah misalnya. Tapi sekarang belum ketemu tuh…..’’ Nicky tertawa. Nicky lantas mengangkat bokongnya. ’’Sudah ah.’’ Ia beranjak pulang. Sebentar kemudian mengendong Omar, anak kedua Ridho, yang sedang digendong babby sitter. ’’Gue pingin lho punya bayi lagi, tapi sama siapa ya…hahaha.’’ Bersama sepupunya, Nicky kemudian melompat ke dalam Nissan X Trail hitam yang menghampirinya di depan luar lobby Hotel Borobudur. Kaca jendela dibuka lebar-lebar. Ia melambaikan tangan. Angin semilir berkelebat sebentar. Ah….senyum dari bibir  yang berpulas lipstick Mac itu pun menghilang bersama wangi parfum Gucci dari tubuhnya yang ikut tertiup angin sore. Uchhhh…. (* krisman)

You Might Also Like

0 komentar