Membaca Agnez Mo, Mengeja Kebhinekaan

November 26, 2019



Ucapan penyanyi Agnez Mo mengenai asal usulnya sebagai orang yang tak punya darah asli Indonesia-- melainkan campuran Jerman, Jepang dan China-- menuai kontroversi di dunia maya dan jadi perdebatan warganet, sebagian menuduhnya tidak nasionalis.

Agnez kemudian mengunggah potongan video wawancara bersama "Build Series" produksi Yahoo di New York City, Amerika Serikat, di akun Instagramnya, Selasa.

Dia melengkapinya dengan keterangan berbahasa Inggris, "Aku tumbuh di tengah budaya yang kaya. Aku mendukung inklusivitas budaya. Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda tapi tetap satu. Aku senang bila bisa berbagi mengenai akar dan negaraku. Aku akan selalu jujur dan berkata pada dunia bagaimana minoritas sepertiku diberi kesempatan untuk bermimpi dan mengejar impian itu."



Unggahan itu banyak mendapat komentar positif dari sesama pesohor, termasuk Daniel Mananta yang menulis, "Keren banget Indonesia dibicarakan terus di Pop Culture di Amrik sama Agnez! Not many people can do that!"

Agnez Mo yang hadir pada penganugerahan musik American Music Awards (AMA) 2019, menyempatkan diri untuk berbicara tentang keberagaman Indonesia dan bagaimana ia mulai mengenal musik kepada platform budaya "Build Series" produksi Yahoo di New York City, Amerika Serikat.

"(Kebudayaan Indonesia) mengajariku bagaimana mencintai kelemahanku, bagaimana mencintai perbedaanku," kata Agnez Mo saat menjawab pertanyaan Kevan Kenney di Build yang disiarkan lewat YouTube 22 November 2019.

Dalam kesempatan itu, Agnez Mo mengungkapkan bahwa dia tidak punya darah asli Indonesia karena sebenarnya dia memiliki berbagai darah campuran seperti Jerman, Jepang dan China. "Aku cuma lahir di sana," kata penyanyi kelahiran Jakarta 33 tahun silam itu.

Pelantun lagu "Coke Bottle" itu lantas menjelaskan, meski tak punya darah asli Indonesia namun bukan berarti dia tak merasa bangga sebagai orang Indonesia. "Aku memang selalu merasa berbeda, tapi bukan berarti aku merasa tak menjadi bagian dari Indonesia karena orang-orang (Indonesia) selalu menerimaku apa adanya," kata dia.

Foto Agnez Mo. IG/agnezmo

Agnez Mo mengatakan banyaknya perbedaan adalah kekuatan bagi Indonesia. "Aku tumbuh dengan itu.. Indonesia punya lebih dari 18.000 pulau dengan lagu-lagu tradisional yang berbeda dengan baju-baju tradisional yang berbeda. Aku bernyanyi di gereja, lagu-lagu gereja, aku juga seorang kristen di tengah masyarakat yang umumnya muslim... Tapi itu bukan cuma soal representasi budaya, tapi lebih ke inklusivitas," kata dia.

Dalam wawancara itu Agnez juga mengungkapkan bahwa dirinya "kagok" bersosial media karena dia terlahir di era tanpa sosial media. Meski demikian dia meraih penghargaan Ikon Sosial Media iHeart pada 2019.

"Saat aku menang penghargaan itu rasanya ironis, meski rasanya bangga juga.. dan yang penting karena aku jadi disorot media aku harus lebih bertanggung jawab dengan semua perkataanku di hadapan publik," kata dia.

Agnez Mo berhasil melebarkan sayap kariernya ke Amerika Serikat. Lagu "Overdose" miliknya masuk ke daftar top 20 radio-radio di Amerika Serikat.

Jangan Digoreng
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta agar warganet tidak membesar-besarkan soal pernyataan penyanyi Agnes Monica alias Agnez Mo yang menyebut dirinya "bukan berdarah Indonesia" dalam sebuah acara musik di New York.

"Ah belum tentu seperti itu. Saya itu sering waktu sekolah ke luar negeri, sering mendatangkan temen-teman kita yang di luar. Wah itu nasionalisnya lebih dari kita. jJadi, jangan terus digoreng Agnes Monica nggak nasionalis, menurut saya sih tidak," kata Moeldoko di kantor KSP Jakarta, Selasa.

Moeldoko mengatakan, "Ya semangatnya untuk ikut berkontribusi atas Indonesia yang maju sangat kelihatan. Kalau dia orang ego, mungkin dia tidak mau diundang ke sini. Saya undang makan tempe juga enak-enak saja."


Presiden Joko Widodo pernah mengundang Agnez secara khusus ke Istana Kepresidenan pada 11 Januari 2019. Agnez bertemu dengan Presiden Jokowi juga didampingi oleh Moeldoko. "Ya sudah ntar saya undang lagi deh (ke istana)," kata Moeldoko sambil tertawa.


Maju Terus
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mendukung Agnez Mo yang tengah di-"bully" netizen karena menyebut dirinya "bukan berdarah Indonesia" dalam sebuah acara musik di New York, seraya memintanya maju terus dalam berkarya. "Agnez Mo tidak salah mengatakan kalau dalam dirinya tidak mengalir gen ras atau suku yang Indonesia," katanya, melalui keterangan tertulis kepada Antara, di Jakarta, Selasa.

Menurut Arief, hal tersebut diakibatkan masih kentalnya suku Tionghoa yang sebenarnya sudah ada ribuan tahun di Indonesia. Namun, kata dia, tidak pernah mendapatkan pengakuan secara "de facto" dan "de jure" sebagai salah satu ras atau suku yang menghiasi taman sari suku dan ras di Indonesia. "Tionghoa selalu jadi isu dalam setiap politik Indonesia, dalam artian kok sudah reformasi suku Tionghoa masih ditempatkan dalam rumah kaca dalam taman sari Indonesia," ujarnya.

Dan tidak etisnya lagi, kata dia, Tionghoa di Indonesia kadang disamakan dengan bangsa dan warga negara Republik Rakyat China sehingga terkesan tidak adil.

Justru di tengah maraknya sentimen politik identitas yang bernuasa SARA, Arief berpendapat bahwa Agnez membawa pesan kalau Indonesia terdiri dari berbagai suku dan ras di dunia, namun bisa tetap satu dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Arief mengapresiasi kiprah Agnez melalui seni menyanyi selama ini telah mengharumkan nama Indonesia, mengingat jarang sekali penyanyi Indonesia yang bisa "go-international". "Dan yang pasti, walau dia tidak berdarah Indonesia, dia tetap warga negara Indonesia dan tetap memegang paspor RI, serta tetap berhati Indonesia. Maju terus Agnez Mo," katanya.







You Might Also Like

0 komentar